|
Narasi
|
:
|
(Ibu
duduk di samping bangku dan bersedih)
Dalam
kehidupan, kadang matahari telah bersinar dan pertanda kehidupan akan segera
dimulai. Berfikirlah bahwa kamu pantas bahagia dan pantas menang di hari ini.
Manusia adalah makhluk yang tercipta atas jutaan emosi dan ekspresi,
diantaranya terselip empati untuk merasa. Namun, hanya sedikit yang berani
untuk menunjukkannya. Ketika kamu sudah berani untuk berempati, disitulah
kamu membagi hidupmu untuk jadi berkah bagi orang lain. Empati menjadikanmu
manusia sesungguhnya.
|
Ibu
|
:
|
Betapa angkuhnya aku dalam kehidupan,
atau teramatlah lemah bagi hidupku?
Menunggu hidup, menatap seonggok
keberkahan untuk anak semata wayangku.
Anakku sayang ..... kembalilah pada
pelukanku. Aku ibumu nak ....
|
Anak
|
:
|
(masuk
panggung jalan pelan dan berbicara dengan angkuh)
Aku mencari ibu, tapi bukan dia. (menunjuk ibu)
Aku bosan, aku malu, aku muak dengan
kekuranganmu.
|
Ibu
|
:
|
(sambil
duduk di bangku)
Mungkin telah ditakdirkan begini nak.
Tapi ini semua adalah nikmat yang Tuhan berikan kepada kita nak.
|
Anak
|
:
|
Hallah.....jangan ngajarin saya bu.
Ini semua kesalahan ibu.
(akan
duduk)
Aku ingin duduk, capai ibu.
Tolong ambilkan segelas air minum !
|
Ibu
|
:
|
(Ibu
meninggalkan bangku dan segera mengambilkan air minum)
Akan ibu ambilkan air minumnya nak,
tunggu disini anakku sayang.
|
Anak
|
:
|
(duduk
dan marah-marah)
Aku ingin hidup bebaaaassssss.......
|
Ibu
|
:
|
(Mengambilkan
air sembari berdoa)
Anakku sayang, Tuhan selalu bersama kita, hari ini,
esok, dan selamanya hadir untuk memberkahi kita.
(menyodorkan
minumnya) Ini minumnya nak.
|
Anak
|
:
|
Hmmmmm......
(minum
setengah) Minum apaan ini, tidak ada rasanya, tidak
menyegarkan. (minumnya dihabiskan
sambil marah)
Apa-apaan hidup ini, tidak ada
gunanya.
Aku harus mengadu kepada siapa lagi ?
Kepada ibu ....?
Kepada tiang di simpang jalanan .... ?
Kepada Tuhan .... ?
a ... a ... a ... aduuuuuhhhh.....(perutnya tiba-tiba berasa sakit)
perutku .... perutku .... ada apa
dengan perutku ....?
(Semakin
marah)
Ibu meracuni air minumku, ibu sengaja mencelakaiku.
Ibu orang yang tidak bisa melindungiku, aku bosan dengan segala kehidupan
ini.
Dimana keadilanmu Tuhan .... ????
|
Saitan
|
:
|
(Datang
mendekati anak sambil sesekali melambai)
Ha .... ha .... ha .... ha ....
teruskanlah .... teruskanlah wahai makhluk yang merasa pemilik kasih sayang.
Akulah sebenarnya pemilik kasih sayang
dengan segala-galanya.
Lakukanlah itu, hina ibumu, usir ibumu,
dan tinggalkan ibumu.
|
Malaikat
|
:
|
(Jalan
mendekati anak)
Maka kamu bertaqwalah kepada ibumu dan
Tuhanmu
|
Saitan
|
:
|
Tidak bisa
(Menunjuk
anak) Kamu akan bahagia bersamaku.
|
Malaikat
|
:
|
Jangan hiraukan saitan yang
menghasutmu dengan segala tipu dayanya.
|
Saitan
|
:
|
Ikutilah dengan kata-kataku !
|
Anak
|
:
|
(Teriak
sambil menahan sakit perut)
Tidaaaaaaaaaaa.......kkkkkk.
Apa dosa-dosaku ini Tuhaaaaannn ....
Aku hanya inginkan kekayaan,
kemegahan, kehormatan, dan segalanya.
|
Malaikat
|
:
|
Tidak, itu semua nafsu dunia dan semua
milik Tuhan. Kita diberi oleh Tuhan, diambilpun oleh Tuhan. Maka bertakwalah
sekarang.
|
Saitan
|
:
|
Aku menjanjikan segala kebahagiaanmu,
kemegahannmu, kehormatanmu, bahkan kekayaanmu dengan segala keinginanmu aku
jamin.
Akulah segalanya untukmu.
|
Anak
|
:
|
(Teriak
kencang) Aaaaaaaaaaaaa...............
|
Narasi
|
:
|
(Anak,
malaikat, dan saitan merunduk)
Syukur
adalah kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan diliputi
rasa damai, tentram, dan bahagia. Takdir kehancuran dan takdir kesedihan,
seberat apapun rasanya, jangan sampai membuat kamu seakan-akan telah
menghancurkan, sehingga kamu layak menyatakan bahwa dirimu patut dikasihi.
Tetaplah berdiri tegak di atas pijakanmu, pusatkan keyakinanmu kepada
kekuasaan Tuhan, konsentrasikan pikiranmu untuk kembali melangkah. Menata
langkah baru yang diridloi Tuhan.
|
Anak
|
:
|
Aku ingin mengenal Tuhan.
Aku merindukan ibu.
Mungkin maaf bukan caraku untuk
menghapus dosa dan kesalahanku, tapi aku akan selalu berusaha meminta maaf
dan memaafkan.
Ibu, maafkanlah anakmu yang telah
durhaka.
Tuhan, bimbinglah aku untuk bertaubat
dan selalu bertaqwa.
|
Narasi
|
:
|
Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaanNya.
(surat Al Maidah ayat 2)
|
Sekian
dan terima kasih
|
Amanat:
1. Menghormati
dan menghargai bapak ibu orang tua dan orang lain.
2. Mengakui
segala kesalahan dan memohon ampunan.
3. Mensyukuri
nikmat Tuhan yang diberikan.
4. Berusaha
selalu untuk bertaqwa kepada Tuhan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar