Jumat, 21 April 2017

NASKAH DRAMA KELAS 5 B

Simpan Air Mata Ibu
Karya : Gustian Munaf

Sebuah drama motivasi hidup menjadi lebih dekat dengan orang tua, orang lain dan kepada Tuhan. Menjadikan kita dapat mensyukuri nikmat Tuhan, maaf dan memaafkan, serta bertaqwa kepada Tuhan.


Narasi
:
(Ibu duduk di samping bangku dan bersedih)
Dalam kehidupan, kadang matahari telah bersinar dan pertanda kehidupan akan segera dimulai. Berfikirlah bahwa kamu pantas bahagia dan pantas menang di hari ini. Manusia adalah makhluk yang tercipta atas jutaan emosi dan ekspresi, diantaranya terselip empati untuk merasa. Namun, hanya sedikit yang berani untuk menunjukkannya. Ketika kamu sudah berani untuk berempati, disitulah kamu membagi hidupmu untuk jadi berkah bagi orang lain. Empati menjadikanmu manusia sesungguhnya.
Ibu
:
Betapa angkuhnya aku dalam kehidupan, atau teramatlah lemah bagi hidupku?
Menunggu hidup, menatap seonggok keberkahan untuk anak semata wayangku.
Anakku sayang ..... kembalilah pada pelukanku. Aku ibumu nak ....
Anak
:
(masuk panggung jalan pelan dan berbicara dengan angkuh)
Aku mencari ibu, tapi bukan dia. (menunjuk ibu)
Aku bosan, aku malu, aku muak dengan kekuranganmu.
Ibu
:
(sambil duduk di bangku)
Mungkin telah ditakdirkan begini nak. Tapi ini semua adalah nikmat yang Tuhan berikan kepada kita nak.
Anak
:
Hallah.....jangan ngajarin saya bu.
Ini semua kesalahan ibu.
(akan duduk)
Aku ingin duduk, capai ibu.
Tolong ambilkan segelas air minum !
Ibu
:
(Ibu meninggalkan bangku dan segera mengambilkan air minum)
Akan ibu ambilkan air minumnya nak, tunggu disini anakku sayang.
Anak
:
(duduk dan marah-marah)
Aku ingin hidup bebaaaassssss.......
Ibu
:
(Mengambilkan air sembari berdoa)
Anakku sayang, Tuhan selalu bersama kita, hari ini, esok, dan selamanya hadir untuk memberkahi kita.
(menyodorkan minumnya) Ini minumnya nak.
Anak
:
Hmmmmm......
(minum setengah) Minum apaan ini, tidak ada rasanya, tidak menyegarkan. (minumnya dihabiskan sambil marah)
Apa-apaan hidup ini, tidak ada gunanya.
Aku harus mengadu kepada siapa lagi ?
Kepada ibu ....?
Kepada tiang di simpang jalanan .... ?
Kepada Tuhan .... ?
a ... a ... a ... aduuuuuhhhh.....(perutnya tiba-tiba berasa sakit)
perutku .... perutku .... ada apa dengan perutku ....?
(Semakin marah)
Ibu meracuni air minumku, ibu sengaja mencelakaiku. Ibu orang yang tidak bisa melindungiku, aku bosan dengan segala kehidupan ini.
Dimana keadilanmu Tuhan .... ????
Saitan
:
(Datang mendekati anak sambil sesekali melambai)
Ha .... ha .... ha .... ha .... teruskanlah .... teruskanlah wahai makhluk yang merasa pemilik kasih sayang.
Akulah sebenarnya pemilik kasih sayang dengan segala-galanya.
Lakukanlah itu, hina ibumu, usir ibumu, dan tinggalkan ibumu.
Malaikat
:
(Jalan mendekati anak)
Maka kamu bertaqwalah kepada ibumu dan Tuhanmu
Saitan
:
Tidak bisa
(Menunjuk anak) Kamu akan bahagia bersamaku.
Malaikat
:
Jangan hiraukan saitan yang menghasutmu dengan segala tipu dayanya.
Saitan
:
Ikutilah dengan kata-kataku !
Anak
:
(Teriak sambil menahan sakit perut)
Tidaaaaaaaaaaa.......kkkkkk.
Apa dosa-dosaku ini Tuhaaaaannn ....
Aku hanya inginkan kekayaan, kemegahan, kehormatan, dan segalanya.
Malaikat
:
Tidak, itu semua nafsu dunia dan semua milik Tuhan. Kita diberi oleh Tuhan, diambilpun oleh Tuhan. Maka bertakwalah sekarang.
Saitan
:
Aku menjanjikan segala kebahagiaanmu, kemegahannmu, kehormatanmu, bahkan kekayaanmu dengan segala keinginanmu aku jamin.
Akulah segalanya untukmu.
Anak
:
(Teriak kencang) Aaaaaaaaaaaaa...............
Narasi
:
(Anak, malaikat, dan saitan merunduk)
Syukur adalah kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan diliputi rasa damai, tentram, dan bahagia. Takdir kehancuran dan takdir kesedihan, seberat apapun rasanya, jangan sampai membuat kamu seakan-akan telah menghancurkan, sehingga kamu layak menyatakan bahwa dirimu patut dikasihi. Tetaplah berdiri tegak di atas pijakanmu, pusatkan keyakinanmu kepada kekuasaan Tuhan, konsentrasikan pikiranmu untuk kembali melangkah. Menata langkah baru yang diridloi Tuhan.
Anak
:
Aku ingin mengenal Tuhan.
Aku merindukan ibu.
Mungkin maaf bukan caraku untuk menghapus dosa dan kesalahanku, tapi aku akan selalu berusaha meminta maaf dan memaafkan.
Ibu, maafkanlah anakmu yang telah durhaka.
Tuhan, bimbinglah aku untuk bertaubat dan selalu bertaqwa.
Narasi
:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaanNya. (surat Al Maidah ayat 2)



Sekian dan terima kasih


Amanat:
1.    Menghormati dan menghargai bapak ibu orang tua dan orang lain.
2.    Mengakui segala kesalahan dan memohon ampunan.
3.    Mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan.
4.    Berusaha selalu untuk bertaqwa kepada Tuhan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar