Simpan Air Mata Ibu
Karya
: Gustian Munaf
Sebuah drama motivasi hidup menjadi lebih dekat dengan orang tua, orang lain dan kepada Tuhan. Menjadikan kita dapat mensyukuri nikmat Tuhan, maaf dan memaafkan, serta bertaqwa kepada Tuhan.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jumat, 21 April 2017
NASKAH DRAMA KELAS 5 B
Sabtu, 15 April 2017
Wisata Sejarah "Tokoh dan Sosok" Kota Kebumen
Wisata Sejarah "Tokoh dan Sosok" Kota Kebumen
Oleh : Gustian Munaf
Perjalanku menyusuri Kebumen berawal dari desa paling pinggir desa Bumiagung
kecamatan Rowokele,ada stasiun kereta api stasiun Ijo. Memasuki terowongan Ijo
yang panjangnya 580 m dibuat pada zaman penjajahan
Belanda tahun 1885 - 1886, ke Timur terus sampai di stasiun Purbowangi. Di Purbowangi sya sempatkan singgah di
rumah almarhum Kasino Hadiwibowo pemain “Warkop”, pelawak
ngapak kelahiran Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, 15 September 1950, yang selalu
mengingatkan kita ak-an
celotehan khas ngapak Kebumennya.“ Jangkrik ndro, mendoan ndrooo.”
Perjalanan saya lanjutkan ke Timur, mampir di rumah pelawak “inyong-inyong”, Partok
Gombong. Sebentar kemudian saya jalan ke Timur mampir disebelah Timur alun-alun ada rumah pak Rusmin Nuryadin (mantan menhub), naik becak ke Selatan melewati rel kereta ke desa Caruban
ada rumah Pak Martono (menteri Transmigrasi)
jaman Orba, masih di Karanganyar sambil makan kethek mampir di rumah bapak
almarhum Soemitro Djoyohadikusumo ayah Letjen Prabowo Subiyanto
mantan Danjen Kopassus yang sekarang menjadi ketua partai Gerindra. Lanjut ke rumah pak Kabul Budiono penyiar kawakan RRI, banyak banget orang Karanganyar yang jadi orang terkenal dan penting, mau ke Selatan lagi lewat desa Kaleng ke Puring
mampir ke rumah pak Soegiarto (mantan
Menteri Transmigrasi), lanjut ke desa Sruweng -
desa Soka. Soka adalah desa di
kecamatan Poncowarno, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Sebuah desa produsen
genteng merk Soka yang terkenal dimana-mana.
Tidak jauh dari stasiun Kebumen ada rumah pak Letkol Untung. Letnan Kolonel Untung lahir di Desa Sruni, Kedungbajul,
Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926, wafat di Cimahi, Jawa Barat 1966 adalah
Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun
1965. Untung adalah bekas anak buah Soeharto ketika ia menjadi Komandan Resimen
15 di Solo. Melanjutkan perjalanan ada Jendral
Sutoyo Siswomiharjo ( Pahlawan Revolusi ), ada Amoro Katamsi (Bintang film yang memerankan Jendral Suharto di Film
G30S/PKI). Orang
tuanya bapak Aning Katamsi penyanyi Seriosa dan Dody Katamsi vokalis grup rock Elpamas. Perjalanan mampir sejenak di kediaman Marta Tilaar
pengusaha kosmetik, engkoh Ken Sudarta
bapak iklan Indonesia, pendiri Matari Advertising, yang sempat mengirim pesan
pendek ke anak buahnya sebelum meninggal.
“Hidup adalah bagaikan bendera perang.
Kadang-kadang berkibar megah, menantang. Kadang-kadang kotor, robek-robek, dan
hampir jatuh ke tangan musuh. Tapi harus tetap dipertahankan dengan gagah
berani, sampai ke tangan Tuhan”.
Di
sini waktu agak lama sambil
mencari Yoda Idol, hampir terlewati jalan Pemuda kelurahan Keposan, ada rumah mas Biyan pemain trompet Soneta Grup, ada Edi Klerek drumer Stinky alumni SMA
Masehi, yang rumahnya sebelah Utara
Pasar Tumenggungan jalan Kolopaking dekat Masjid Besar. Selama perjalanan, saya sempatkan mampir ke warung
makan sekadar mengisi perutku yang
sudah mulai lapar kepengin makan nasi Penggel sebelah Barat jembatan Tembana dengan sungai Luk Ulo
yang menarik, tetapi tidak bisa berlama-lama di Kebumen kota, meski melanjutkan perjalanan ke Wonosari, sedikit banyak meluangkan waktu untuk mampir ke desa
Indrosari, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen (kampungku tinggal) Sekarang Rumah tua itu ditempati oleh Bpk.
Djati Asmoro Krisno. Di desa Indrosari inilah Letnan Jendral M. Sarbini
tinggal. Letnan Jenderal TNI (Purn.) M. Sarbini lahir di
Kebumen, 29 Mei 1914 dan meninggal di Jakarta, 21 Agustus 1977 pada umur 63
tahun adalah seorang jenderal purnawirawan yang banyak mengabdi selama masa
perjuangan baik di bidang militer maupun pemerintahan Republik Indonesia. Dalam
masa perjuangan, terutama pada tanggal 20 Oktober 1945, dia yang pada waktu itu
berpangkat Letkol, memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat Resimen Kedu Tengah
dan menyerang, serta mengepung tentara Sekutu dan NICA di desa Jambu, Ambarawa
yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Palagan
Ambarawa. Selama masa pemerintahan Bung Karno, Mayor Jenderal M. Sarbini
menjabat sebagai menteri pertahanan dalam kabinet Dwikora II pada tahun 1966
yang kemudian digantikan oleh Letnan Jendral Soeharto.
Tepat pada pukul 15.30, saya lanjutkan perjalanan ke
Kutowinangun lanjut
saja ke Prembun mampir di Desa Kabekelan ke rumah pak Jenderal “Bim” Bimantoro (Kapolri Jaman Gusdur), mampir ke rumah Kang Ebod Jaya (Makfud
Soleman-Pengusaha sukses pabrik kurungan dan pakan burung, asli Prembun di
Bandung), minta informasi sekalian
memetik bengkoang. Sambil membawa
bengkoang, saya lanjut ke Krakal saya sempatkan mampir ke rumah pak MT Arifin sejarahwan, kolektor keris,
peneliti budaya, pengamat militer, dan
dosen. Pukul 17.30 saya
pulang ke rumah Ibu mertua saya di jalan WR. Supratman Tambakrejo, Purworejo
Kota. Saya hanya silaturahmi sejenak, saya bergegas ke tempat kelahiran WR. Supratman pencipta lagu Kebangsaan
Indonesia Raya tepatnya di Dukuh
Trembelang, desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
Setibanya disana menjelang senja pukul 17.50 sehingga saya tidak berlama-lama
di tempat tersebut lalu memutuskan kembali ke rumah yang di jalan WR. Supratman
untuk bermalam melepas lelah. Paginya saya langsung meluncur ke tanah kelahiran
saya desa Ayamputih, Kec. Buluspesantren, Kab. Kebumen dengan menempuh jarak
sekitar 52 km dari rumah Ibu mertua saya. Melepas rindu pada kampung halaman,
sebelum samapai rumah saya singgah sejenak di pantai Bocor tepatnya berada di
desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen. Di perjalanan menuju pantai Bocor,
saya merasa terkagum-kagum melihat sebanyak 153 anggota Kodim 0709 Kebumen
mengikuti latihan menembak di lapangan tembak Dinas Penelitian Pengembangan TNI
AD desa Setrojenar dan desa Ayamputih. Kegiatan tersebut mendapat sambutan
hangat dari warga setempat yang ikut menyaksikan latihan menembak itu hingga
selesai. Bahkan ada yang membuka warung untuk menyediakan makanan dan minuman.
Sesekali, saat istirahat, anggota Kodim bercengkerama dengan warga dari wilayah
Urut Sewu. Selain warga desa Setrojenar dan desa Ayamputih, juga terdapat warga
di kecamatan lain seperti Ambal dan Mirit.
“Ini wujud kebersamaan membangun sehingga tercipta
kemanunggalan antara TNIRakyat,”
kata Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf Putra Widyawinaya melalui Koordinator Umum
Latihan Menembak Kodim 0709 Kebumen Kapten Inf Moh Wahyudi yang juga Pasiops
Kodim 0709 Kebumen.
Tinggal
200 meter lagi perjalanan menuju bibir pantai samudera Hindia. Perjalanan yang
mengesankan saya akhiri dengan mengikuti deburan ombak samudera yang begitu
menantang.
Jakarta, 15 April 2017
Langganan:
Postingan (Atom)