Gustian Munaf, S. Pd.
Prof. Dr. Hj. Nani Solihati, M. Pd.
1.
Hakikat
Menulis
Menulis merupakan
suatu proses melukiskan dan menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan lambang-lambang
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami orang lain. Menulis juga
merupakan sebuah proses dari kreatifitas berkomunikasi di dalam menuangkan ide
atau dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Proses
komunikasi ini dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca sehingga dapat
dipahami oleh pembaca. Melalui tulisan, penulis dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan juga pengalaman yang dimiliki kepada
pihak yang lain.
2.
Kesulitan-kesulitan
dalam Menulis
A. Kesulitan
Menulis Ilmiah
Dalam kegiatan apapun
ada saja hambatan yang saya alami. Hambatan tersebut selalu datang menghampiri hampir
di setiap aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya dengan
kegiatan saya dalam menulis. Saya menyadari, bahwa kegiatan menulis ilmiah
membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikannya.
Hambatan yang sering saya alami saat hendak menulis
ilmiah, yakni:
1)
Kurang Mampu Mengatur Waktu
Aktivitas seringkali
menjadi alasan yang menyebabkan kesulitan dalam mengatur waktu sehingga
mempunyai alasan untuk tidak menulis. Sebenarnya itu alasan yang klise karena ada banyak orang uang
memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, tetapi ia mampu meluangkan waktu untuk
menulis, bahkan mampu menerbitkan buku secara periodik.
2)
Kesulitan untuk Memulai
Hal ini terjadi
karena kurang memahami dan menguasai pola penulisan karya ilmiah, maka
keragu-raguan dalam menulis lebih mendominasi suatu usaha untuk menyegerakan
menulis.
3)
Kurang Memiliki Ide
Memilih topik yang
tepat harus berdasar pada ide-ide yang ditemukan, baik dari pengalaman maupun
hasil eksplorasi. Ide-ide yang kadang sulit ditemukan menjadi kendala saya saat
melakukan kegiatan menulis.
4)
Kurangnya Pemahaman terhadap Penulisan Ilmiah
Kurangnya pemahaman
sering kali menjadi hambatan dalam diri karena minimnya latihan dan kurangnya pemahaman
materi-materi penulisan ilmiah serta kurangnya kualitas membaca. Kurangnya
pemahaman saya dalam menulis ilmiah juga dapat berupa, sebagai berikut:
a) kesulitan
saat mencari sumber reverensi yang relevan;
b) kesulitan
dalam pengembangan kata menjadi rangkaian kalimat padu yang ilmiah;
c) kesulitan
merangkai kalimat baku dan efektif.
5)
Kendala Meminimalisir Plagiarisme
Kendala ini saya
alami saat melakukan penyalinan kalimat secara gegabah dan memberikan kredit (citataion)
pada penulis yang tulisannya dikutip (quote) dalam proses menulis
ilmiah.
B. Kesulitan
Menulis Karya Sastra
Karya sastra ditulis
melalui proses kesesuaian antara unsur kesastraan dan kebahasaan, dan hal
tersebut bukanlah hal yang mudahbahkan sering menjadi kendala. Kendala
kesastraan yang saya alami, sebagai berikut:
1)
Kendala Ide
Kendala yang saya
alami yakni kedangkalan ide dan pengolahan atau pengembangannya. Seringkali
ide-ide monoton muncul setiap akan menulis sastra, bahkan hanya mengambil
cerita dari bacaan yang sudah ada. Hal itu menyebabkan alur cerita yang kurang
menarik, tidak tercipta konflik yang beragam, serta tidak ada klimaks yang
menarik.
2)
Fakta Cerita
Kendala dalam fakta
cerita meliputi alur cerita, tokoh penokohan, dan latar cerita. Kendala dalam
pengembangan alur cerita tampak pada pengembangan bagian perbagiannya yang
berupa penggarapan konflik, klimaks, dan akhir cerita. Pada tokoh dan
penokohan, saya menggunakan penokohan langsung sehingga tidak variatif dan
terkesan membosankan. Pada pengembangan latar cerita, kendala antara lain
muncul dalam bentuk penggarapan latar yang tidak optimal.
Selain kendala kesastraan di atas, saya juga mengalami kendala kebahasaan yang meliputi pemilihan kata (diksi), bahasa (naratif dan dialog), dan penataannya. Kendala kebahasaan terakhir saya dalam menulis sastra berupa tatatulis yang terdiri dari penyusunan paragraf, kesalahan penulisan kata (terutama kata asing), pemberian tanda baca, serta penggunaan huruf kapital dan miring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar