Jumat, 30 Juli 2021

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

HAKIKAT DAN KESULITAN MENULIS

Gustian Munaf, S. Pd.

Prof. Dr. Hj. Nani Solihati, M. Pd.


1.     Hakikat Menulis

 

Menulis merupakan suatu proses melukiskan dan menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan lambang-lambang yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami orang lain. Menulis juga merupakan sebuah proses dari kreatifitas berkomunikasi di dalam menuangkan ide atau dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Proses komunikasi ini dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Melalui tulisan, penulis dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan juga pengalaman yang dimiliki kepada pihak yang lain.

 

2.     Kesulitan-kesulitan dalam Menulis

 

A.     Kesulitan Menulis Ilmiah

Dalam kegiatan apapun ada saja hambatan yang saya alami. Hambatan tersebut selalu datang menghampiri hampir di setiap aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya dengan kegiatan saya dalam menulis. Saya menyadari, bahwa kegiatan menulis ilmiah membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikannya.

Hambatan yang sering saya alami saat hendak menulis ilmiah, yakni:

1)        Kurang Mampu Mengatur Waktu

Aktivitas seringkali menjadi alasan yang menyebabkan kesulitan dalam mengatur waktu sehingga mempunyai alasan untuk tidak menulis. Sebenarnya itu alasan yang klise karena ada banyak orang uang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, tetapi ia mampu meluangkan waktu untuk menulis, bahkan mampu menerbitkan buku secara periodik.

2)        Kesulitan untuk Memulai

Hal ini terjadi karena kurang memahami dan menguasai pola penulisan karya ilmiah, maka keragu-raguan dalam menulis lebih mendominasi suatu usaha untuk menyegerakan menulis.

3)        Kurang Memiliki Ide

Memilih topik yang tepat harus berdasar pada ide-ide yang ditemukan, baik dari pengalaman maupun hasil eksplorasi. Ide-ide yang kadang sulit ditemukan menjadi kendala saya saat melakukan kegiatan menulis.

4)        Kurangnya Pemahaman terhadap Penulisan Ilmiah

Kurangnya pemahaman sering kali menjadi hambatan dalam diri karena minimnya latihan dan kurangnya pemahaman materi-materi penulisan ilmiah serta kurangnya kualitas membaca. Kurangnya pemahaman saya dalam menulis ilmiah juga dapat berupa, sebagai berikut:

a)     kesulitan saat mencari sumber reverensi yang relevan;

b)     kesulitan dalam pengembangan kata menjadi rangkaian kalimat padu yang ilmiah;

c)     kesulitan merangkai kalimat baku dan efektif.

5)        Kendala Meminimalisir Plagiarisme

Kendala ini saya alami saat melakukan penyalinan kalimat secara gegabah dan memberikan kredit (citataion) pada penulis yang tulisannya dikutip (quote) dalam proses menulis ilmiah.

 

B.     Kesulitan Menulis Karya Sastra

Karya sastra ditulis melalui proses kesesuaian antara unsur kesastraan dan kebahasaan, dan hal tersebut bukanlah hal yang mudahbahkan sering menjadi kendala. Kendala kesastraan yang saya alami, sebagai berikut:

1)        Kendala Ide

Kendala yang saya alami yakni kedangkalan ide dan pengolahan atau pengembangannya. Seringkali ide-ide monoton muncul setiap akan menulis sastra, bahkan hanya mengambil cerita dari bacaan yang sudah ada. Hal itu menyebabkan alur cerita yang kurang menarik, tidak tercipta konflik yang beragam, serta tidak ada klimaks yang menarik.

2)        Fakta Cerita

Kendala dalam fakta cerita meliputi alur cerita, tokoh penokohan, dan latar cerita. Kendala dalam pengembangan alur cerita tampak pada pengembangan bagian perbagiannya yang berupa penggarapan konflik, klimaks, dan akhir cerita. Pada tokoh dan penokohan, saya menggunakan penokohan langsung sehingga tidak variatif dan terkesan membosankan. Pada pengembangan latar cerita, kendala antara lain muncul dalam bentuk penggarapan latar yang tidak optimal.

Selain kendala kesastraan di atas, saya juga mengalami kendala kebahasaan yang meliputi pemilihan kata (diksi), bahasa (naratif dan dialog), dan penataannya. Kendala kebahasaan terakhir saya dalam menulis sastra berupa tatatulis yang terdiri dari penyusunan paragraf, kesalahan penulisan kata (terutama kata asing), pemberian tanda baca, serta penggunaan huruf kapital dan miring

KETERAMPILAN BERBAHASA

Gustian Munaf, S. Pd

Dr. H. Sukardi, M. Pd.


1.        Jelaskan dengan singkat keterkaitan empat keterampilan berbahasa

 a.    Hubungan antara Berbicara dan Menyimak

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun yang mendengarkan, dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa, komunikasi yang diucapkan merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan penyandian dan penyandian kembali simbol-simbol lisan.

Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar.

Contohnya, pada saat guru berbicara di depan kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran, siswa diarahkan untuk menyimak apa yang dijelaskan oleh guru dengan tujuan agar apa yang dibicarakan sampai pada tingkat penerimaan informasi dan pemahaman.

b.   Hubungan antara Menyimak dan Membaca

Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol-simbol ; menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.

Contohnya ketika seorang anak menyimak kalimat “Nanti Ibu belikan bola”, anak mengubungkan dengan alat permainan yang digunakan untuk bermain sepak bola, sehingga dapat memahami arti kata bola yang disimaknya. Penyandian kembali simbol-simbol tertulis (membaca) melibatkan dua tingkat pemindahan, yaitu dari simbol tertulis ke simbol lisan, selanjutnya ke pengalaman yang menjadi sumbernya. Ketika membaca bola, anak mengucapkan atau mengucapkan dalam hati kata tersebut. Selain itu menghungkannya dengan benda yang digunakan untuk bermain sepak bola. Oleh karena itu, keterampilan menyimak bagus untuk mengembangkan kesiapan membaca, karena menyimak memerlukan proses mental yang sama dengan membaca, kecuali pada tingkat penyandiannya.

 

c.    Hubungan antara Membaca dan Menulis

Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis, dan menggunakan simbol-simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata-kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata-kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang telah dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh seseorang yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi karena untuk menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam dalam hal penerapan kata tersebut daripada sekedar memahami ketika membaca.

Contoh hubungan membaca dengan menulis, yakni ketika siswa diinstruksikan untuk membaca sebuah paragraf deskripsi, selain membaca saja siswa juga harus menulis beberapa poin penting yang terdapat pada paragraf. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah menemukan gagasan utama dan beberapa kalimat penjelas yang menyertainya.

 

d.   Hubungan antara Berbicara dan Menulis

Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol-simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis. Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis pengorganisasian pikiran sangat penting. Pengorganisasian pikiran ini lebih mudah dalam menulis, karena informasi dapat disusun kembali secara mudah setelah ditulis sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk dibaca.Sebaliknya setelah suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain, meskipun telah dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap ada dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang merencanakan apa yang akan dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu sebelum disajikan secara lisan. Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis. Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu oleh anak-anak dan pada umumnya mereka tidak mengutarakan secara tertulis hal-hal yang tidak mereka kuasai secara lisan.

Contohnya adalah saat kegiatan pembelajaran diskusi kecil dalam kelas antar siswa lalu dipresentasikan. Dalam presentasi ada notulen yang beruaha menulis materi yang sedang dibicarakan/diucapkan.

 

2.        Keterampilan menyimak perlu diajarkan kepada para siswa diberbagai tingkatan, langkah apa saja yang harus dilakukan seorang guru bahasa Indonesia.

Guru harus melakukan hal berikut:

a.         Tahap mendengar, dalam tahap ini penyimak baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.

b.        Tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara.

c.         Tahap menginterpretasi, penyimak belum tentu puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi, butir – butir pendapat yang tersirat dalam ujaran itu.

d.        Tahap evaluasi, pada tahap ini penyimak pun mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.

e.         Tahap menanggapi, pada tahap ini penyimak menyambut, mencamkan dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

 

3.        Berbicara di hadapan publik, perlu dipersiapkan sebaik-baiknya. Persiapan apa saja yang diperlukan baik persiapan materi pembicaraan maupun kesiapan mental dari seorang pembicara

Hal yang harus disiapkan, yakni:

a.         Selalu tetapkan tujuan yang jelas dalam presentasi

b.         Selalu kenali dengan siapa Anda berbicara

c.         Pahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri

d.        Kuasai setiap materi yang akan bawakan

e.         Kelola perasaan grogi dengan baik

f.          Sampaikan pembukaan presentasi dengan baik dan menarik

g.         Optimalkan penggunaan bahasa verbal

 

Berbicara di hadapan publik merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dikembangkan. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat berbicara di hadapan publik yaitu menentukan tujuan maksudnya ketika kita berbicara tentu ada tujuan yang ingin kita capai entah itu dari perspektif baru, menyampaikan pendapat, berbagi pengalaman atau sekedar menghibur pendengar. Interaksi dengan pendengar maksudnya disini bayangkan jika kita berada di posisi pendengar yang memperhatikan kita berbicara. Tanyakan pertanyaan yang dapat menarik perhatian mereka. Gunakan nada bicara dan bahasa tubuh maksudnya disini komunikasi tidak harus verbal atau lewat kata saja. Kita bisa menyampaika pesan secara nonverbal menggunakan nada bicara dan bahasa tubuh. Ketika mengungkapkan hal yang penting misalkan kita bicara memperlambat cara bicara dan memasang tampang serius. Tapi ketika sedang menceritakan bagian yang seru usahakan menggunakan nada suara yang riang dan bahasa tubuh yang heboh agar pendengar memahami maksud pesan kita.

 

4.        Mengapa para siswa sering tidak berani bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung. Beri penjelasan yang argumentatif.

Siswa tidak bertanya kepada guru atau siswa lain saat mengalami kesulitan dalam belajar karena :

1.         Takut salah.

2.         Tidak ada rasa percaya diri.

3.         Malu kepada teman.

4.         Tidak berpikir kritis.

5.         Siswa enggan bertanya kepada guru.

6.         Kadang guru membandingkan siswa sehingga siswa malas bertanya.

7.         Takut ditertawakan.

8.         Takut mengungkapkan pendapat.

9.         Takut untuk disuruh mengerjakan soal.

10.     Tidak peduli dengan pelajaran tersebut.

11.     Tidak menyukai materi tersebut.

Alasan lain yang menyebabkan siswa tidak berani bertanya kepada guru ada beberapa faktor diantaranya yaitu ketika siswa ingin bertanya kepada guru takut dianggap bodoh, kemudian, takut disuruh maju menyelesaikan soal ke depan oleh guru, serta takut jika diminta menjelaskan ulang materi yang baru saja disampaikan oleh guru.

 

5.        Ada kegiatan berbicara yang bersumber dari hafalan, ada yang menggunakan teks atau membaca teks, ada yang model impromtu (dadakan) dan ada juga yang menggunakan pointers. Beri penjelasan!

a.         Pidato Memoriter

Pidato jenis ini juga sering disebut sebagai pidato hafalan. Pembicara atau orang yang akan berpidato menulis semua pesan yang akan disampaikan dalam sebuah naskah kemudian dihafalkan dan disampaikan kepada audiens kata-demi kata secara hafalan. Pidato memoriter ini sering menjadi tidak dapat berjalan dengan baik apabila pembicara lupa bagian yang akan disampaikan, dan dalam pidato ini hubungan antara pembicara dengan audiens juga kurang baik.

Kekurangan pidato jenis ini antara lain adalah: tidak terjalin saling hubungan antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu dalam persiapan, kurang spontan, perhatian beralih dari kata-kata kepada usaha mengingat-ingat.

 

b.         Pidato Manuskrip

Pidato jenis manuskrip ini juga sering disebut pidato dengan naskah. Orang yang berpidato mmembacakan naskah pidato dari awal sampai akhir. Pidato jenis manuskrip ini diperlukan oleh tokoh nasional dan para ilmuwan dalam melaporkan hasil penelitian yang dilakukannya. Mereka harus berbicara atau berpidato dengan hati-hati, karena kesalahan pemakaian kata atau kalimat akibatnya bisa lebih luas dan berakibat negatif.

 

c.         Pidato Impromtu

Pidato impromptu adalah pidato yang disampaikan tanpa adanya persiapan dari orang yang akan berpidato. Misalnya, ketika Anda datang ke suatu pesta, kemudian Anda diminta untuk menyampaikan pidato, maka pidato yang Anda sampaikan tanpa adanya persiapan terlebih dahulu tersebut dinamakan pidato impromtu. Bagi mereka yang sudah terbiasa berpidato, pidato impromtu ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah (1) impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya, (2) gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup, dan (3) impromtu memungkinkan Anda terus berpikir.

 

d.        Pidato Pointers

Pidato pointers ini adalah jenis pidato yang paling baik dan paling banyak digunakan oleh juru pidato yang telah mahir. Dalam pidato jenis ini, pembicara hanya menyiapkan garis besar (out-line) saja. Dalam penyampaiannya, pembicara tidak mengingat kata demi kata tetapi pembicara bebas menyampaikan ide-idenya dengan rambu-rambu garis besar permasalahan yang telah disusun. Komunikasi yang terjadi antara pembicara dengan audiensnya dapat berlangsung dengan lebih baik. Pembicara dapat secara langsung merespons apa yang terjadi di hadapannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. 



PERBEDAAN MOOC DAN OER

 


Gustian Munaf, S. Pd.

Retno Uly Nevyanti, S. Pd.



Letak perbedaan mendasar yang sangat tampak pada Massive Open Online Course (MOOC) dan Open Educational Resource (OER), yakni pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara garis besar MOOC menggambarkan proses pembelajaran yang diikuti bimbingan langsung oleh instruktur, sedangkan OER proses belajar dilakukan oleh siswa secara mandiri melalui platform tersebut.

Jika merujuk pada suatu karakteristik antara MOOC dan OER secara sadar bahwa keduanya merupakan suatu contoh nyata kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan secara jarak jauh. Berdasarkan karakteristik yang dimiliki dapat dipetakan perbedaan diantara keduanya. Perbedaan yang paling menonjol, jika MOOC berarti siswa akan mengikuti kursus online dengan periode waktu tertentu dan akan mendapatkan bimbingan serta dapat berinteraksi dengan instruktur atau mentor. MOOC dan kursus terbuka, tantangan pembelajaran yang paling menonjol terkait dengan skalabilitas umpan balik dan dukungan, desain pendidikan kursus terbuka, dan integrasi baru. Cara berinteraksi salah satunya dapat melalui forum diskusi yang ada pada bagian atas course atau video conference, whatsapp, dan media lainnya sesuai petunjuk pada course. MOOC juga merujuk pada pengertian bahwa konsep belajar yang sepenuhnya secara online dan dirancang untuk bisa mendukung keikutsertaan jumlah siswa yang tidak terbatas pada suatu kursus.

Sementara model OER telah berfokus untuk waktu yang lama mengenai produksi dan publikasi sumber belajar di bawah lisensi terbuka, sedikit perhatian diberikan pada pembelajaran OER tentang adaptasi dan penyisipan OER dalam konteks baru termasuk faktor psikososial yang mempengaruhi penggunaan kembali OER. Dengan demikian, metode OER berarti bahwa siswa diharapkan belajar mandiri tanpa ada instruktur atau mentor. Semua materi OER dirancang untuk dapat dipalajari mandiri dan umumnya berbentuk tutorial atau self learning module.



Referensi buku 

MOOC https://www.youtube.com/watch?v=w0UfWhGaVE0&feature=emb_logo

OER https://www.youtube.com/watch?v=_yx3LbcwC8c&feature=youtu.be

Minggu, 13 Juni 2021

MAN 5 TANGERANG



 Penyalahgunaan Gawai: Game Online dan Tik Tok, Perampas Hak Siswa

Oleh: Desti Amaliah Al Hawari dan Gustian Munaf, S. Pd.



 

Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan menciptakan produk-produk baru untuk mempermudah aktivitas masyarakat. Produk teknologi yang banyak dimiliki oleh masyarakat adalah smartphone (gawai). Gawai merupakan sebuah inovasi dari teknologi terbaru dengan kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan maupun fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna.

Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya perubahan-perubahan besar hampir di seluruh aspek kehidupan, salah satunya pada sistem pendidikan. Perubahan sistem pendidikan menyebabkan para siswa menjadi sulit untuk menerima materi dikarenakan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara konvensional berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara daring yang pelaksanaannya tidak dapat terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran daring tentunya tidak dapat terlepas dari peran teknologi. Teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat Tounder et. al (dalam Selwyn, 2011) yang mengatakan bahwa tenologi digital dalam lembaga pendidikan sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, baik sebagai sarana dalam mengakses informasi sumber belajar ataupun sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan berkaitan dengan tugas. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang, saat ini banyak platform yang dapat membantu pelaksaan pembelajaran daring seprti e-learing, Google Clasroom, Edmodo, Moodle, Rumah belajar, bahkan platform dalam bentuk video conferen, dan lain sebagainya.

Penggunaan gawai oleh siswa menjadi suatu tuntutan pokok untuk menunjang pembelajaran yang dilakukan dari rumah yang kemudian digunakan untuk mengakses platform pendukung pembelajaran. Mereka cenderung memilih semua yang berbau digital untuk diaplikasikan dalam kehidupannya. Demikian pula dengan media sosial diantaranya untuk berbagi pesan dengan banyak pengguna media sosial itu sendiri, yaitu berupa berita (informasi), gambar (foto), dan juga tautan video (Susilowati, 2018). Tentunya gawai ini sangat bermanfaat sebagai alat pendukung saat belajar jarak jauh, yakni:

  1. Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial. Sehinggamemudahkan untuk saling berkomunikasi dengan orang baru dan memperbanyak teman (Harfiyanto, dkk, 2015).
  2. Mempersingkat jarak dan waktu. Karena dalam era perkembangan gawai yang canggih didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini (Harfiyanto, dkk, 2015). 
  3. Kita bisa menambah wawasan dari media-media yang tertera.
  4. Kita bisa menghasilkan uang dari media-media tertentu.

 

Penyalahgunaan Produk Teknologi

Salah satu dari produk teknologi informasi yang sangat berpengaruh bagi siswa untuk mendapatkan informasi yaitu internet. Internet menyediakan banyak sekali hiburan yang ditawarkan, salah satunya seperti game online. Menurut Adams dan Rollings (dalam Pratama, 2017 : 9), game online adalah permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain, dimana mesin-mesin yang digunakan pemain dihubungkan oleh jaringan internet. Game online memiliki dampak positif tidak hanya meningkatkan keterampilan fisik, tetapi juga kemampuan intelektual dan fantasi pada siswa. Akan tetapi, game online ini menjadi suatu alat perampas hak siswa untuk mendapatkan pendidikan. Hal itulah akibanya muncul beberapa dampak negatif dari game online untuk siswa, yaitu akan terbengkalainya kegiatan atau pekerjaan rumah, menggunakan waktu luang untuk bermain dan menurunnya motivasi belajar. Dalam sudut pandang sosiologi, jika siswa sudah kecanduan pada game online, maka cenderung akan memiliki sifat egosentris dan akan mengedepankan sifat individualisnya.

Produk perkembangan teknologi berikutnya, ialah aplikasi Tik Tok. Aplikasi ini merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan siswa saat ini. Aplikasi Tik Tok adalah media yang berupa audio visual, media ini sebuah aplikasi yang dapat dilihat juga dapat didengar. Aplikasi Tik Tok merupakan sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016 (Susilowati, 2018).  Media ini berupa video dan foto yang di buat dengan disandingkan berbagai musik. Media ini adalah sebuah media yang menyebarluaskan berbagai kreatifitas dan keunikan setiap penggunanya. Media social tik tok ini merupakan media social yang memberikan efek special yang unik dan menarik yang bisa digunakan oleh para pengguna nya. Media sosial ini dapat membuat pengguna (peserta didik) merasa senang, karena video-video yang mereka buat dengan berbagai musik. Dengan menggunakan media tersebut setiap penggunanya pun tidak bisa hanya sekali dua kali karena begitu senang nya mereka menggunakan media sosial tik tok. Oleh karenanya aplikasi Tik Tok ini juga memiliki manfaat tersendiri bagi kalangan orang tertentu seperti mengasah kreatifitas anak dalam pembuatan video pendek. Akan tetapi, banyak dampak negatif yang muncul dalam penggunaa aplikasi Tik Tok bagi kalangan remaja, dan anak. Kehadiran aplikasi tik tok ini membawa dampak besar bagi perkembangan karakter anak dimulai anak yang tidak lagi jujur baik itu dari segi perkataan yaitu apakah mereka membuat video tik tok ataupun dari segi perbuatannya, tidak menghormati orang lain yaitu contohnya sering mengejek teman, dan bertingkah yang tidak sesuai aturan yaitu contohnya mereka sering berjoget sendiri tanpa dikendalikan.

 

Motivasi Belajar Rendah: Hak Siswa Hilang

Konsentrasi belajar dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah kemajuan telnologi informasi, seperti permainan game online dan media sosial Tik Tok di internet. Dimana apabila siswa sudah kecanduan bermain game online dan media sosial Tik Tok, maka siswa akan lupa untuk belajar dan saat mengikuti proses belajar mengajar tidak akan konsentrasi. Apabila dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak konsentrasi maka hasil belajar tidak akan optimal. Begitu juga pada rekan-rekan siswa terdekat, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, terlihat sebagian siswa kurang konsentrasi belajar dan sebagian siswa sering bermain game online dan media sosial Tik Tok. Siswa yang bermain game online dan media sosial Tik Tok secara berlebihan mengakibatkan konsentrasi belajarnya menurun.

Dengan menurunnya konsentrasi belajar, tentunya menurun pula motivasi belajar yang ada pada setiap individu siswa, artinya hak mendapatkan pendidikan setiap siswa akan semakin berkurang bahkan sama sekali tidak mendapatkan hak tersebut. Ironisnya, justru merekalah para siswa yang semata-mata merampas haknya sendiri sebagai akibat dari rendahnya konsentrasi dan motivasi belajar. Kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.

Kesadaran yang kurang terhadap motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar, baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Sebaliknya, siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

Ada beberapa faktor penyebab kurangnya motivasi belajar, yaitu siswa tidak memiliki cita-cita yang jelas, siswa tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki. Adapun faktor lain di luar pribadi siswa, yakni harapan orang tua yang terlalu tinggi atau rendah. Setiap orang tua pasti punya harapan kepada anak-anaknya. Bila harapan orang tua terlalu tinggi maka akan menjadi beban berat untuk anaknya. Akhirnya si anak akan merasa terbebani dengan target dari orang tuanya. Tidak sedikit anak-anak yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tinggi meskipun dengan cara yang tidak baik. Sama halnya ketika orang tua menaruh harapan yang terlalu rendah, maka yang terjadi adalah keabaian siswa terhadap pembelajaran dan menurunnya konsentrasi serta motivasi belajar siswa. Akibat dari hal tersebut, siswa cenderung menggunakan gawai dengan salah penerapan. Penyebab lain kurangnya konsentrasi belajar, yaitu motivasi siswa yang akan menentukan prestasi. Ketika seseorang belajar dengan sungguh-sungguh maka dia akan memperoleh hasil yang baik. Tanpa motivasi, jiwa dan raga tidak akan bergerak untuk berbuat. Belajar akan menjadi beban dan hanya sekedar menggugurkan kewajiban.

Dalam perspektif  meningkatkan konsentrasi belajar dan mengurangi penyalahgunaan gawai oleh siswa, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan dalam setiap pribadi siswa, yaitu

  1. Memperbanyak sosialisai dengan teman dan orang-orang terdekat.
  2. Mematikan gawai 30 menit sebelum tidur.
  3. Menghapus beberapa aplikasi yang membuat kamu kecanduan.
  4. Memberikan batasan waktu untuk menggunakan gawai.
  5. Gawai diganti dengan buku-buku.
  6. Menyimpan gawai di dalam tas saat sedang berpergian/usahakan tidak bermain gawai saat berpergian.
  7. Mengetahui/memahami dampak dari kecanduan bermain gawai.

 

Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua kalangan siswa di Indonesia maupun dunia menggunakan gawai sebagai salah satu kebutuhan primer. Kebiasaan buruk pada siswa dalam kecanduan gawai berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Kecanduan game online dan Tik Tok lebih banyak berdampak negatif bagi motivasi belajar para siswa. Seorang siswa yang sudah kecanduan game online dan Tik Tok akan mempengaruhi motivasi dalam belajarnya dan jika motivasi belajarnya terganggu maka akan mempengaruhi pula prestasi belajarnya. Seseorang yang sudah kecanduan game online dan Tik Tok membutuhkan penanganan dan pembinaan khusus dari orang tua, guru, rekan belajar/sepermainan, dan edukasi positif untuk mengembalikan hak setiap siswa yang harus didapatkan, yakni pendidikan. Dukungan untuk mengubah kebiasaan buruk kecanduan gawai bagi siswa ini, yaitu dari diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Beberapa pemangku kepentingan harus bekerjasama dengan pihak sekolah mengadakan penyuluhan tentang bahaya kecanduan gawai apabila kebiasaan buruk ini tidak di berhentikan maka akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun kemajuan bangsa Indonesia.



BIOGRAFI PENULIS

 

Desti Amaliah Al Hawari, lahir di Tangerang pada 24 Desember 2004. Tinggal di Jalan Miftahul Zannah, Kampung Cileles, Desa Bantar Panjang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Saat ini sedang menempuh pendidikan di MAN 5 Tangerang kelas X MIPA 1. Konsentrasi pada kegiatan belajar, baik di sekolah maupun di rumah saat belajar jarak jauh menjadi suatu tekad dan ikhtiar terbaik untuk menggapai suatu prestasi dan cita-cita. Sebagai motivasi dalam hidup, yaitu Diamku Lebih Berarti dari pada Kata-kata yang Tak Bermakna. Sebuah motto hidup yang membangun suatu attitude demi kelangsungan upaya baik yang sedang diikhtiarkan.

  

Gustian Munaf, lahir di Kebumen, 16 Agustus 1988 tepatnya di Desa Ayamputih, Buluspesantren, Kebumen. Menamatkan pendidikan di SD N 2 Ayamputih tahun 2001, SMP N 4 Kebumen tahun 2004, SMA N 1 Buluspesantren tahun 2007, dan Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) tahun 2011. Pada tahun 2019 melanjutkan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (MPBI). Saat ini, sedang mengabdikan diri di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah Kabupaten  Tangerang sebagai ASN CPNS di MAN 5 Tangerang sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Motto hidup yang sangat melekat sebagai upaya memotivasi diri, yaitu Semangat Belajar, Berbagi, dan Jujur untuk Menuju Sukses.