Rabu, 27 Oktober 2021
Jumat, 30 Juli 2021
HAKIKAT DAN KESULITAN MENULIS
Gustian Munaf, S. Pd.
Prof. Dr. Hj. Nani Solihati, M. Pd.
1.
Hakikat
Menulis
Menulis merupakan
suatu proses melukiskan dan menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan lambang-lambang
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami orang lain. Menulis juga
merupakan sebuah proses dari kreatifitas berkomunikasi di dalam menuangkan ide
atau dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Proses
komunikasi ini dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca sehingga dapat
dipahami oleh pembaca. Melalui tulisan, penulis dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan juga pengalaman yang dimiliki kepada
pihak yang lain.
2.
Kesulitan-kesulitan
dalam Menulis
A. Kesulitan
Menulis Ilmiah
Dalam kegiatan apapun
ada saja hambatan yang saya alami. Hambatan tersebut selalu datang menghampiri hampir
di setiap aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya dengan
kegiatan saya dalam menulis. Saya menyadari, bahwa kegiatan menulis ilmiah
membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikannya.
Hambatan yang sering saya alami saat hendak menulis
ilmiah, yakni:
1)
Kurang Mampu Mengatur Waktu
Aktivitas seringkali
menjadi alasan yang menyebabkan kesulitan dalam mengatur waktu sehingga
mempunyai alasan untuk tidak menulis. Sebenarnya itu alasan yang klise karena ada banyak orang uang
memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, tetapi ia mampu meluangkan waktu untuk
menulis, bahkan mampu menerbitkan buku secara periodik.
2)
Kesulitan untuk Memulai
Hal ini terjadi
karena kurang memahami dan menguasai pola penulisan karya ilmiah, maka
keragu-raguan dalam menulis lebih mendominasi suatu usaha untuk menyegerakan
menulis.
3)
Kurang Memiliki Ide
Memilih topik yang
tepat harus berdasar pada ide-ide yang ditemukan, baik dari pengalaman maupun
hasil eksplorasi. Ide-ide yang kadang sulit ditemukan menjadi kendala saya saat
melakukan kegiatan menulis.
4)
Kurangnya Pemahaman terhadap Penulisan Ilmiah
Kurangnya pemahaman
sering kali menjadi hambatan dalam diri karena minimnya latihan dan kurangnya pemahaman
materi-materi penulisan ilmiah serta kurangnya kualitas membaca. Kurangnya
pemahaman saya dalam menulis ilmiah juga dapat berupa, sebagai berikut:
a) kesulitan
saat mencari sumber reverensi yang relevan;
b) kesulitan
dalam pengembangan kata menjadi rangkaian kalimat padu yang ilmiah;
c) kesulitan
merangkai kalimat baku dan efektif.
5)
Kendala Meminimalisir Plagiarisme
Kendala ini saya
alami saat melakukan penyalinan kalimat secara gegabah dan memberikan kredit (citataion)
pada penulis yang tulisannya dikutip (quote) dalam proses menulis
ilmiah.
B. Kesulitan
Menulis Karya Sastra
Karya sastra ditulis
melalui proses kesesuaian antara unsur kesastraan dan kebahasaan, dan hal
tersebut bukanlah hal yang mudahbahkan sering menjadi kendala. Kendala
kesastraan yang saya alami, sebagai berikut:
1)
Kendala Ide
Kendala yang saya
alami yakni kedangkalan ide dan pengolahan atau pengembangannya. Seringkali
ide-ide monoton muncul setiap akan menulis sastra, bahkan hanya mengambil
cerita dari bacaan yang sudah ada. Hal itu menyebabkan alur cerita yang kurang
menarik, tidak tercipta konflik yang beragam, serta tidak ada klimaks yang
menarik.
2)
Fakta Cerita
Kendala dalam fakta
cerita meliputi alur cerita, tokoh penokohan, dan latar cerita. Kendala dalam
pengembangan alur cerita tampak pada pengembangan bagian perbagiannya yang
berupa penggarapan konflik, klimaks, dan akhir cerita. Pada tokoh dan
penokohan, saya menggunakan penokohan langsung sehingga tidak variatif dan
terkesan membosankan. Pada pengembangan latar cerita, kendala antara lain
muncul dalam bentuk penggarapan latar yang tidak optimal.
Selain kendala kesastraan di atas, saya juga mengalami kendala kebahasaan yang meliputi pemilihan kata (diksi), bahasa (naratif dan dialog), dan penataannya. Kendala kebahasaan terakhir saya dalam menulis sastra berupa tatatulis yang terdiri dari penyusunan paragraf, kesalahan penulisan kata (terutama kata asing), pemberian tanda baca, serta penggunaan huruf kapital dan miring
KETERAMPILAN BERBAHASA
Gustian Munaf, S. Pd
Dr. H. Sukardi, M. Pd.
1.
Jelaskan dengan singkat keterkaitan empat
keterampilan berbahasa
a. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak
Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun yang mendengarkan, dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa, komunikasi yang diucapkan merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan penyandian dan penyandian kembali simbol-simbol lisan.
Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar.
Contohnya,
pada saat guru berbicara di depan kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran,
siswa diarahkan untuk menyimak apa yang dijelaskan oleh guru dengan tujuan agar
apa yang dibicarakan sampai pada tingkat penerimaan informasi dan pemahaman.
b.
Hubungan antara Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol-simbol ; menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
Contohnya ketika seorang anak menyimak kalimat “Nanti Ibu
belikan bola”, anak mengubungkan dengan alat permainan yang digunakan untuk
bermain sepak bola, sehingga dapat memahami arti kata bola yang disimaknya.
Penyandian kembali simbol-simbol tertulis (membaca) melibatkan dua tingkat
pemindahan, yaitu dari simbol tertulis ke simbol lisan, selanjutnya ke
pengalaman yang menjadi sumbernya. Ketika membaca bola, anak
mengucapkan atau mengucapkan dalam hati kata tersebut. Selain itu
menghungkannya dengan benda yang digunakan untuk bermain sepak bola. Oleh
karena itu, keterampilan menyimak bagus untuk mengembangkan kesiapan membaca,
karena menyimak memerlukan proses mental yang sama dengan membaca, kecuali pada
tingkat penyandiannya.
c.
Hubungan antara Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis, dan menggunakan simbol-simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata-kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata-kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang telah dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh seseorang yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi karena untuk menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam dalam hal penerapan kata tersebut daripada sekedar memahami ketika membaca.
Contoh
hubungan membaca dengan menulis, yakni ketika siswa diinstruksikan untuk
membaca sebuah paragraf deskripsi, selain membaca saja siswa juga harus menulis
beberapa poin penting yang terdapat pada paragraf. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah menemukan gagasan utama dan beberapa kalimat
penjelas yang menyertainya.
d.
Hubungan antara Berbicara dan Menulis
Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol-simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis. Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis pengorganisasian pikiran sangat penting. Pengorganisasian pikiran ini lebih mudah dalam menulis, karena informasi dapat disusun kembali secara mudah setelah ditulis sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk dibaca.Sebaliknya setelah suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain, meskipun telah dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap ada dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang merencanakan apa yang akan dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu sebelum disajikan secara lisan. Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis. Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu oleh anak-anak dan pada umumnya mereka tidak mengutarakan secara tertulis hal-hal yang tidak mereka kuasai secara lisan.
Contohnya
adalah saat kegiatan pembelajaran diskusi kecil dalam kelas antar siswa lalu
dipresentasikan. Dalam presentasi ada notulen yang beruaha menulis materi yang
sedang dibicarakan/diucapkan.
2. Keterampilan menyimak perlu diajarkan kepada para siswa diberbagai tingkatan, langkah apa saja yang harus dilakukan seorang guru bahasa Indonesia.
Guru harus melakukan hal berikut:
a.
Tahap mendengar, dalam tahap ini penyimak baru
mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas
pembicaraannya.
b.
Tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada
keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan
yang disampaikan oleh pembicara.
c.
Tahap menginterpretasi, penyimak belum tentu puas
kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin
menafsirkan atau menginterprestasikan isi, butir – butir pendapat yang tersirat
dalam ujaran itu.
d.
Tahap evaluasi, pada tahap ini penyimak pun mulai
menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan
dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.
e. Tahap menanggapi, pada tahap ini penyimak menyambut, mencamkan dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.
3. Berbicara di hadapan publik, perlu dipersiapkan sebaik-baiknya. Persiapan apa saja yang diperlukan baik persiapan materi pembicaraan maupun kesiapan mental dari seorang pembicara
Hal yang harus disiapkan, yakni:
a.
Selalu
tetapkan tujuan yang jelas dalam presentasi
b.
Selalu
kenali dengan siapa Anda berbicara
c.
Pahami
kekuatan dan kelemahan diri sendiri
d.
Kuasai
setiap materi yang akan bawakan
e.
Kelola
perasaan grogi dengan baik
f.
Sampaikan
pembukaan presentasi dengan baik dan menarik
g.
Optimalkan
penggunaan bahasa verbal
Berbicara di hadapan publik merupakan salah satu kemampuan yang penting
untuk dikembangkan. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat
berbicara di hadapan publik yaitu menentukan tujuan maksudnya ketika kita
berbicara tentu ada tujuan yang ingin kita capai entah itu dari perspektif
baru, menyampaikan pendapat, berbagi pengalaman atau sekedar menghibur
pendengar. Interaksi dengan pendengar maksudnya disini bayangkan jika kita
berada di posisi pendengar yang memperhatikan kita berbicara. Tanyakan
pertanyaan yang dapat menarik perhatian mereka. Gunakan nada bicara dan bahasa
tubuh maksudnya disini komunikasi tidak harus verbal atau lewat kata saja. Kita
bisa menyampaika pesan secara nonverbal menggunakan nada bicara dan bahasa
tubuh. Ketika mengungkapkan hal yang penting misalkan kita bicara memperlambat
cara bicara dan memasang tampang serius. Tapi ketika sedang menceritakan bagian
yang seru usahakan menggunakan nada suara yang riang dan bahasa tubuh yang
heboh agar pendengar memahami maksud pesan kita.
4. Mengapa para siswa sering tidak berani bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung. Beri penjelasan yang argumentatif.
Siswa tidak bertanya kepada guru atau siswa lain saat mengalami kesulitan dalam belajar karena :
1.
Takut salah.
2.
Tidak ada rasa percaya diri.
3.
Malu kepada teman.
4.
Tidak berpikir kritis.
5.
Siswa enggan bertanya kepada guru.
6.
Kadang guru membandingkan siswa sehingga
siswa malas bertanya.
7.
Takut ditertawakan.
8.
Takut mengungkapkan pendapat.
9.
Takut untuk disuruh mengerjakan soal.
10.
Tidak peduli dengan pelajaran tersebut.
11. Tidak menyukai materi tersebut.
Alasan lain yang menyebabkan siswa tidak berani bertanya kepada guru ada
beberapa faktor diantaranya yaitu ketika siswa ingin bertanya kepada guru takut
dianggap bodoh, kemudian, takut disuruh maju menyelesaikan soal ke depan oleh
guru, serta takut jika diminta menjelaskan ulang materi yang baru saja
disampaikan oleh guru.
5. Ada kegiatan berbicara yang bersumber dari hafalan, ada yang menggunakan teks atau membaca teks, ada yang model impromtu (dadakan) dan ada juga yang menggunakan pointers. Beri penjelasan!
a. Pidato Memoriter
Pidato jenis ini juga sering disebut sebagai pidato hafalan. Pembicara atau orang yang akan berpidato menulis semua pesan yang akan disampaikan dalam sebuah naskah kemudian dihafalkan dan disampaikan kepada audiens kata-demi kata secara hafalan. Pidato memoriter ini sering menjadi tidak dapat berjalan dengan baik apabila pembicara lupa bagian yang akan disampaikan, dan dalam pidato ini hubungan antara pembicara dengan audiens juga kurang baik.
Kekurangan pidato jenis ini antara lain adalah: tidak
terjalin saling hubungan antara pesan dengan pendengar, kurang langsung,
memerlukan banyak waktu dalam persiapan, kurang spontan, perhatian beralih dari
kata-kata kepada usaha mengingat-ingat.
b. Pidato Manuskrip
Pidato jenis manuskrip ini juga sering disebut pidato dengan
naskah. Orang yang berpidato mmembacakan naskah pidato dari awal sampai akhir.
Pidato jenis manuskrip ini diperlukan oleh tokoh nasional dan para ilmuwan
dalam melaporkan hasil penelitian yang dilakukannya. Mereka harus berbicara
atau berpidato dengan hati-hati, karena kesalahan pemakaian kata atau kalimat
akibatnya bisa lebih luas dan berakibat negatif.
c.
Pidato Impromtu
Pidato impromptu adalah pidato yang disampaikan tanpa adanya persiapan dari orang yang akan berpidato. Misalnya, ketika Anda datang ke suatu pesta, kemudian Anda diminta untuk menyampaikan pidato, maka pidato yang Anda sampaikan tanpa adanya persiapan terlebih dahulu tersebut dinamakan pidato impromtu. Bagi mereka yang sudah terbiasa berpidato, pidato impromtu ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah (1) impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya, (2) gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup, dan (3) impromtu memungkinkan Anda terus berpikir.
d. Pidato Pointers
Pidato pointers ini adalah jenis pidato yang paling baik dan paling banyak digunakan oleh juru pidato yang telah mahir. Dalam pidato jenis ini, pembicara hanya menyiapkan garis besar (out-line) saja. Dalam penyampaiannya, pembicara tidak mengingat kata demi kata tetapi pembicara bebas menyampaikan ide-idenya dengan rambu-rambu garis besar permasalahan yang telah disusun. Komunikasi yang terjadi antara pembicara dengan audiensnya dapat berlangsung dengan lebih baik. Pembicara dapat secara langsung merespons apa yang terjadi di hadapannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
PERBEDAAN MOOC DAN OER
Gustian Munaf, S. Pd.
Retno Uly Nevyanti, S. Pd.
Letak perbedaan mendasar yang sangat tampak pada Massive Open Online Course (MOOC) dan Open Educational Resource (OER), yakni pada
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara garis besar MOOC menggambarkan
proses pembelajaran yang diikuti bimbingan langsung oleh instruktur, sedangkan
OER proses belajar dilakukan oleh siswa secara mandiri melalui platform
tersebut.
Jika merujuk pada suatu karakteristik antara MOOC dan OER secara sadar
bahwa keduanya merupakan suatu contoh nyata kegiatan pembelajaran yang dapat
dilakukan secara jarak jauh. Berdasarkan karakteristik yang dimiliki dapat
dipetakan perbedaan diantara keduanya. Perbedaan yang paling menonjol, jika MOOC
berarti siswa akan mengikuti kursus online
dengan periode waktu tertentu dan akan mendapatkan bimbingan serta dapat
berinteraksi dengan instruktur atau mentor. MOOC dan kursus terbuka, tantangan pembelajaran
yang paling menonjol terkait dengan skalabilitas umpan balik dan dukungan,
desain pendidikan kursus terbuka, dan integrasi baru. Cara berinteraksi salah
satunya dapat melalui forum diskusi yang ada pada bagian atas course atau video conference, whatsapp, dan media lainnya sesuai petunjuk pada course. MOOC juga merujuk pada
pengertian bahwa konsep belajar yang sepenuhnya secara online dan dirancang untuk bisa mendukung keikutsertaan jumlah
siswa yang tidak terbatas pada suatu kursus.
Sementara model OER telah berfokus untuk waktu yang lama mengenai
produksi dan publikasi sumber belajar di bawah lisensi terbuka, sedikit
perhatian diberikan pada pembelajaran OER tentang adaptasi dan penyisipan OER
dalam konteks baru termasuk faktor psikososial yang mempengaruhi penggunaan
kembali OER. Dengan demikian, metode OER berarti bahwa siswa diharapkan belajar
mandiri tanpa ada instruktur atau mentor. Semua materi OER dirancang untuk
dapat dipalajari mandiri dan umumnya berbentuk tutorial atau self learning module.
Referensi buku
MOOC https://www.youtube.com/watch?v=w0UfWhGaVE0&feature=emb_logo
OER https://www.youtube.com/watch?v=_yx3LbcwC8c&feature=youtu.be
Minggu, 13 Juni 2021
MAN 5 TANGERANG
Penyalahgunaan Gawai: Game Online dan Tik Tok, Perampas Hak Siswa
Oleh: Desti
Amaliah Al Hawari dan Gustian Munaf, S. Pd.
Perkembangan Teknologi
Perkembangan
teknologi informasi yang semakin canggih dan menciptakan produk-produk baru
untuk mempermudah aktivitas masyarakat. Produk teknologi yang banyak dimiliki
oleh masyarakat adalah smartphone (gawai).
Gawai merupakan sebuah inovasi dari teknologi
terbaru dengan kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan
maupun fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna.
Pandemi
Covid-19 menyebabkan adanya perubahan-perubahan besar hampir di seluruh aspek
kehidupan, salah satunya pada sistem pendidikan. Perubahan sistem pendidikan
menyebabkan para siswa menjadi sulit untuk menerima materi dikarenakan
pembelajaran yang biasanya dilakukan secara konvensional berubah menjadi
pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara daring yang pelaksanaannya tidak
dapat terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi.
Dalam
pelaksanaannya pembelajaran daring tentunya tidak dapat terlepas dari peran
teknologi. Teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan dalam proses belajar
mengajar. Sejalan dengan pendapat Tounder et. al (dalam Selwyn, 2011) yang
mengatakan bahwa tenologi digital dalam lembaga pendidikan sebagai sarana
pendukung dalam pembelajaran, baik sebagai sarana dalam mengakses informasi
sumber belajar ataupun sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan berkaitan
dengan tugas. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang,
saat ini banyak platform yang dapat
membantu pelaksaan pembelajaran daring seprti e-learing, Google Clasroom, Edmodo, Moodle, Rumah belajar, bahkan platform dalam bentuk video conferen, dan lain sebagainya.
Penggunaan gawai
oleh siswa menjadi suatu tuntutan pokok untuk menunjang pembelajaran yang
dilakukan dari rumah yang kemudian digunakan
untuk mengakses platform pendukung
pembelajaran. Mereka cenderung memilih semua yang berbau digital untuk
diaplikasikan dalam kehidupannya. Demikian pula dengan media sosial diantaranya
untuk berbagi pesan dengan banyak pengguna media sosial itu sendiri, yaitu
berupa berita (informasi), gambar (foto), dan juga tautan video (Susilowati,
2018). Tentunya gawai ini sangat bermanfaat sebagai alat pendukung saat belajar
jarak jauh, yakni:
- Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial. Sehinggamemudahkan untuk saling berkomunikasi dengan orang baru dan memperbanyak teman (Harfiyanto, dkk, 2015).
- Mempersingkat jarak dan waktu. Karena dalam era perkembangan gawai yang canggih didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini (Harfiyanto, dkk, 2015).
- Kita bisa menambah wawasan dari media-media yang tertera.
- Kita bisa menghasilkan uang dari media-media tertentu.
Penyalahgunaan Produk Teknologi
Salah satu dari
produk teknologi informasi yang sangat berpengaruh bagi siswa untuk mendapatkan informasi
yaitu internet. Internet menyediakan banyak sekali hiburan yang ditawarkan,
salah satunya seperti game online.
Menurut Adams dan Rollings (dalam Pratama, 2017 : 9), game online adalah permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain,
dimana mesin-mesin yang digunakan pemain dihubungkan oleh jaringan internet. Game
online memiliki dampak positif tidak hanya meningkatkan keterampilan fisik,
tetapi juga kemampuan intelektual dan fantasi pada siswa. Akan tetapi, game online ini menjadi suatu alat
perampas hak siswa untuk mendapatkan pendidikan. Hal itulah akibanya muncul
beberapa dampak negatif dari game online
untuk siswa, yaitu akan terbengkalainya kegiatan atau pekerjaan rumah,
menggunakan waktu luang untuk bermain dan menurunnya motivasi belajar. Dalam
sudut pandang sosiologi, jika siswa sudah kecanduan pada game online, maka cenderung akan memiliki sifat egosentris dan akan
mengedepankan sifat individualisnya.
Produk
perkembangan teknologi berikutnya, ialah aplikasi Tik Tok. Aplikasi ini merupakan salah satu media sosial yang banyak
digunakan siswa saat ini. Aplikasi Tik
Tok adalah media yang berupa audio visual, media ini sebuah aplikasi yang
dapat dilihat juga dapat didengar. Aplikasi Tik
Tok merupakan sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016
(Susilowati, 2018). Media ini berupa
video dan foto yang di buat dengan disandingkan berbagai musik. Media ini
adalah sebuah media yang menyebarluaskan berbagai kreatifitas dan keunikan
setiap penggunanya. Media social tik tok ini merupakan media social yang
memberikan efek special yang unik dan menarik yang bisa digunakan oleh para
pengguna nya. Media sosial ini dapat membuat pengguna (peserta didik) merasa
senang, karena video-video yang mereka buat dengan berbagai musik. Dengan
menggunakan media tersebut setiap penggunanya pun tidak bisa hanya sekali dua
kali karena begitu senang nya mereka menggunakan media sosial tik tok. Oleh
karenanya aplikasi Tik Tok ini juga
memiliki manfaat tersendiri bagi kalangan orang tertentu seperti mengasah kreatifitas
anak dalam pembuatan video pendek. Akan tetapi, banyak dampak negatif yang
muncul dalam penggunaa aplikasi Tik Tok
bagi kalangan remaja, dan anak. Kehadiran aplikasi tik tok ini
membawa dampak besar bagi perkembangan karakter anak dimulai anak yang tidak
lagi jujur baik itu dari segi perkataan yaitu apakah mereka membuat video tik
tok ataupun dari segi perbuatannya, tidak menghormati orang lain yaitu
contohnya sering mengejek teman, dan bertingkah yang tidak sesuai aturan yaitu
contohnya mereka sering berjoget sendiri tanpa dikendalikan.
Motivasi
Belajar Rendah: Hak Siswa Hilang
Konsentrasi belajar dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah kemajuan telnologi informasi,
seperti permainan game online dan
media sosial Tik Tok di internet.
Dimana apabila siswa sudah kecanduan bermain game online dan media sosial Tik
Tok, maka siswa akan lupa untuk belajar dan saat mengikuti proses belajar
mengajar tidak akan konsentrasi. Apabila dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar tidak konsentrasi maka hasil belajar tidak akan optimal. Begitu juga
pada rekan-rekan siswa terdekat, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, terlihat sebagian siswa kurang
konsentrasi belajar dan sebagian siswa sering bermain game online dan media sosial Tik
Tok. Siswa yang bermain game online
dan media sosial Tik Tok secara
berlebihan mengakibatkan konsentrasi belajarnya menurun.
Dengan menurunnya konsentrasi belajar, tentunya menurun pula
motivasi belajar yang ada pada setiap individu siswa, artinya hak mendapatkan
pendidikan setiap siswa akan semakin berkurang bahkan sama sekali tidak
mendapatkan hak tersebut. Ironisnya, justru merekalah para siswa yang
semata-mata merampas haknya sendiri sebagai akibat dari rendahnya konsentrasi
dan motivasi belajar. Kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan
belajar yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.
Kesadaran yang
kurang terhadap motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa
malas untuk belajar, baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun
mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Sebaliknya, siswa yang mempunyai
motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam
mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui
penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun.
Ada beberapa
faktor penyebab kurangnya motivasi belajar, yaitu siswa tidak memiliki
cita-cita yang jelas, siswa tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki.
Adapun faktor lain di luar pribadi siswa, yakni harapan orang tua yang terlalu
tinggi atau rendah. Setiap orang tua pasti punya harapan kepada anak-anaknya.
Bila harapan orang tua terlalu tinggi maka akan menjadi beban berat untuk
anaknya. Akhirnya si anak akan merasa terbebani dengan target dari orang tuanya.
Tidak sedikit anak-anak yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai
tinggi meskipun dengan cara yang tidak baik. Sama halnya ketika orang tua
menaruh harapan yang terlalu rendah, maka yang terjadi adalah keabaian siswa
terhadap pembelajaran dan menurunnya konsentrasi serta motivasi belajar siswa.
Akibat dari hal tersebut, siswa cenderung menggunakan gawai dengan salah
penerapan. Penyebab lain kurangnya konsentrasi belajar, yaitu motivasi siswa
yang akan menentukan prestasi. Ketika seseorang belajar dengan sungguh-sungguh
maka dia akan memperoleh hasil yang baik. Tanpa motivasi, jiwa dan raga tidak
akan bergerak untuk berbuat. Belajar akan menjadi beban dan hanya sekedar
menggugurkan kewajiban.
Dalam perspektif meningkatkan konsentrasi belajar dan
mengurangi penyalahgunaan gawai oleh siswa, ada beberapa solusi yang bisa
diterapkan dalam setiap pribadi siswa, yaitu
- Memperbanyak sosialisai dengan teman dan orang-orang terdekat.
- Mematikan gawai 30 menit sebelum tidur.
- Menghapus beberapa aplikasi yang membuat kamu kecanduan.
- Memberikan batasan waktu untuk menggunakan gawai.
- Gawai diganti dengan buku-buku.
- Menyimpan gawai di dalam tas saat sedang berpergian/usahakan tidak bermain gawai saat berpergian.
- Mengetahui/memahami dampak dari kecanduan bermain gawai.
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua kalangan siswa di Indonesia maupun dunia menggunakan gawai sebagai salah satu kebutuhan
primer. Kebiasaan buruk pada siswa dalam kecanduan gawai berdampak buruk bagi diri
sendiri maupun orang lain. Kecanduan game online dan Tik Tok lebih banyak berdampak negatif bagi motivasi belajar para
siswa. Seorang siswa yang sudah kecanduan game
online dan Tik Tok akan
mempengaruhi motivasi dalam belajarnya dan jika motivasi belajarnya terganggu
maka akan mempengaruhi pula prestasi belajarnya. Seseorang yang sudah kecanduan
game online dan Tik Tok membutuhkan penanganan dan pembinaan khusus dari orang tua,
guru, rekan belajar/sepermainan, dan edukasi positif untuk mengembalikan hak
setiap siswa yang harus didapatkan, yakni pendidikan. Dukungan
untuk mengubah kebiasaan buruk kecanduan gawai bagi siswa ini, yaitu dari diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Beberapa pemangku kepentingan harus bekerjasama dengan pihak sekolah mengadakan penyuluhan tentang bahaya kecanduan gawai apabila kebiasaan buruk ini tidak di berhentikan
maka akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun kemajuan bangsa Indonesia.
BIOGRAFI PENULIS
Desti Amaliah Al Hawari, lahir di Tangerang pada 24 Desember
2004. Tinggal di Jalan Miftahul Zannah, Kampung Cileles, Desa Bantar Panjang, Tigaraksa,
Kabupaten Tangerang, Banten. Saat ini sedang menempuh pendidikan di MAN 5
Tangerang kelas X MIPA 1. Konsentrasi pada kegiatan belajar, baik di sekolah
maupun di rumah saat belajar jarak jauh menjadi suatu tekad dan ikhtiar terbaik
untuk menggapai suatu prestasi dan cita-cita. Sebagai motivasi dalam hidup, yaitu
Diamku Lebih Berarti dari pada Kata-kata
yang Tak Bermakna. Sebuah motto hidup yang membangun suatu attitude demi kelangsungan upaya baik
yang sedang diikhtiarkan.
Gustian Munaf, lahir di Kebumen, 16 Agustus 1988
tepatnya di Desa Ayamputih, Buluspesantren, Kebumen. Menamatkan pendidikan di
SD N 2 Ayamputih tahun 2001, SMP N 4 Kebumen tahun 2004, SMA N 1 Buluspesantren tahun 2007, dan Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purworejo
(UMP) tahun 2011. Pada tahun 2019 melanjutkan Sekolah
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta pada Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia (MPBI). Saat ini, sedang mengabdikan
diri di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah
Kabupaten Tangerang sebagai ASN CPNS di
MAN 5 Tangerang sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Motto hidup yang
sangat melekat sebagai upaya memotivasi diri, yaitu Semangat Belajar, Berbagi, dan Jujur untuk Menuju Sukses.