Minggu, 13 Juni 2021

MAN 5 TANGERANG



 Penyalahgunaan Gawai: Game Online dan Tik Tok, Perampas Hak Siswa

Oleh: Desti Amaliah Al Hawari dan Gustian Munaf, S. Pd.



 

Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan menciptakan produk-produk baru untuk mempermudah aktivitas masyarakat. Produk teknologi yang banyak dimiliki oleh masyarakat adalah smartphone (gawai). Gawai merupakan sebuah inovasi dari teknologi terbaru dengan kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan maupun fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna.

Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya perubahan-perubahan besar hampir di seluruh aspek kehidupan, salah satunya pada sistem pendidikan. Perubahan sistem pendidikan menyebabkan para siswa menjadi sulit untuk menerima materi dikarenakan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara konvensional berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara daring yang pelaksanaannya tidak dapat terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran daring tentunya tidak dapat terlepas dari peran teknologi. Teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat Tounder et. al (dalam Selwyn, 2011) yang mengatakan bahwa tenologi digital dalam lembaga pendidikan sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, baik sebagai sarana dalam mengakses informasi sumber belajar ataupun sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan berkaitan dengan tugas. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang, saat ini banyak platform yang dapat membantu pelaksaan pembelajaran daring seprti e-learing, Google Clasroom, Edmodo, Moodle, Rumah belajar, bahkan platform dalam bentuk video conferen, dan lain sebagainya.

Penggunaan gawai oleh siswa menjadi suatu tuntutan pokok untuk menunjang pembelajaran yang dilakukan dari rumah yang kemudian digunakan untuk mengakses platform pendukung pembelajaran. Mereka cenderung memilih semua yang berbau digital untuk diaplikasikan dalam kehidupannya. Demikian pula dengan media sosial diantaranya untuk berbagi pesan dengan banyak pengguna media sosial itu sendiri, yaitu berupa berita (informasi), gambar (foto), dan juga tautan video (Susilowati, 2018). Tentunya gawai ini sangat bermanfaat sebagai alat pendukung saat belajar jarak jauh, yakni:

  1. Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial. Sehinggamemudahkan untuk saling berkomunikasi dengan orang baru dan memperbanyak teman (Harfiyanto, dkk, 2015).
  2. Mempersingkat jarak dan waktu. Karena dalam era perkembangan gawai yang canggih didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini (Harfiyanto, dkk, 2015). 
  3. Kita bisa menambah wawasan dari media-media yang tertera.
  4. Kita bisa menghasilkan uang dari media-media tertentu.

 

Penyalahgunaan Produk Teknologi

Salah satu dari produk teknologi informasi yang sangat berpengaruh bagi siswa untuk mendapatkan informasi yaitu internet. Internet menyediakan banyak sekali hiburan yang ditawarkan, salah satunya seperti game online. Menurut Adams dan Rollings (dalam Pratama, 2017 : 9), game online adalah permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain, dimana mesin-mesin yang digunakan pemain dihubungkan oleh jaringan internet. Game online memiliki dampak positif tidak hanya meningkatkan keterampilan fisik, tetapi juga kemampuan intelektual dan fantasi pada siswa. Akan tetapi, game online ini menjadi suatu alat perampas hak siswa untuk mendapatkan pendidikan. Hal itulah akibanya muncul beberapa dampak negatif dari game online untuk siswa, yaitu akan terbengkalainya kegiatan atau pekerjaan rumah, menggunakan waktu luang untuk bermain dan menurunnya motivasi belajar. Dalam sudut pandang sosiologi, jika siswa sudah kecanduan pada game online, maka cenderung akan memiliki sifat egosentris dan akan mengedepankan sifat individualisnya.

Produk perkembangan teknologi berikutnya, ialah aplikasi Tik Tok. Aplikasi ini merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan siswa saat ini. Aplikasi Tik Tok adalah media yang berupa audio visual, media ini sebuah aplikasi yang dapat dilihat juga dapat didengar. Aplikasi Tik Tok merupakan sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016 (Susilowati, 2018).  Media ini berupa video dan foto yang di buat dengan disandingkan berbagai musik. Media ini adalah sebuah media yang menyebarluaskan berbagai kreatifitas dan keunikan setiap penggunanya. Media social tik tok ini merupakan media social yang memberikan efek special yang unik dan menarik yang bisa digunakan oleh para pengguna nya. Media sosial ini dapat membuat pengguna (peserta didik) merasa senang, karena video-video yang mereka buat dengan berbagai musik. Dengan menggunakan media tersebut setiap penggunanya pun tidak bisa hanya sekali dua kali karena begitu senang nya mereka menggunakan media sosial tik tok. Oleh karenanya aplikasi Tik Tok ini juga memiliki manfaat tersendiri bagi kalangan orang tertentu seperti mengasah kreatifitas anak dalam pembuatan video pendek. Akan tetapi, banyak dampak negatif yang muncul dalam penggunaa aplikasi Tik Tok bagi kalangan remaja, dan anak. Kehadiran aplikasi tik tok ini membawa dampak besar bagi perkembangan karakter anak dimulai anak yang tidak lagi jujur baik itu dari segi perkataan yaitu apakah mereka membuat video tik tok ataupun dari segi perbuatannya, tidak menghormati orang lain yaitu contohnya sering mengejek teman, dan bertingkah yang tidak sesuai aturan yaitu contohnya mereka sering berjoget sendiri tanpa dikendalikan.

 

Motivasi Belajar Rendah: Hak Siswa Hilang

Konsentrasi belajar dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah kemajuan telnologi informasi, seperti permainan game online dan media sosial Tik Tok di internet. Dimana apabila siswa sudah kecanduan bermain game online dan media sosial Tik Tok, maka siswa akan lupa untuk belajar dan saat mengikuti proses belajar mengajar tidak akan konsentrasi. Apabila dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak konsentrasi maka hasil belajar tidak akan optimal. Begitu juga pada rekan-rekan siswa terdekat, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, terlihat sebagian siswa kurang konsentrasi belajar dan sebagian siswa sering bermain game online dan media sosial Tik Tok. Siswa yang bermain game online dan media sosial Tik Tok secara berlebihan mengakibatkan konsentrasi belajarnya menurun.

Dengan menurunnya konsentrasi belajar, tentunya menurun pula motivasi belajar yang ada pada setiap individu siswa, artinya hak mendapatkan pendidikan setiap siswa akan semakin berkurang bahkan sama sekali tidak mendapatkan hak tersebut. Ironisnya, justru merekalah para siswa yang semata-mata merampas haknya sendiri sebagai akibat dari rendahnya konsentrasi dan motivasi belajar. Kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.

Kesadaran yang kurang terhadap motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar, baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Sebaliknya, siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

Ada beberapa faktor penyebab kurangnya motivasi belajar, yaitu siswa tidak memiliki cita-cita yang jelas, siswa tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki. Adapun faktor lain di luar pribadi siswa, yakni harapan orang tua yang terlalu tinggi atau rendah. Setiap orang tua pasti punya harapan kepada anak-anaknya. Bila harapan orang tua terlalu tinggi maka akan menjadi beban berat untuk anaknya. Akhirnya si anak akan merasa terbebani dengan target dari orang tuanya. Tidak sedikit anak-anak yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tinggi meskipun dengan cara yang tidak baik. Sama halnya ketika orang tua menaruh harapan yang terlalu rendah, maka yang terjadi adalah keabaian siswa terhadap pembelajaran dan menurunnya konsentrasi serta motivasi belajar siswa. Akibat dari hal tersebut, siswa cenderung menggunakan gawai dengan salah penerapan. Penyebab lain kurangnya konsentrasi belajar, yaitu motivasi siswa yang akan menentukan prestasi. Ketika seseorang belajar dengan sungguh-sungguh maka dia akan memperoleh hasil yang baik. Tanpa motivasi, jiwa dan raga tidak akan bergerak untuk berbuat. Belajar akan menjadi beban dan hanya sekedar menggugurkan kewajiban.

Dalam perspektif  meningkatkan konsentrasi belajar dan mengurangi penyalahgunaan gawai oleh siswa, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan dalam setiap pribadi siswa, yaitu

  1. Memperbanyak sosialisai dengan teman dan orang-orang terdekat.
  2. Mematikan gawai 30 menit sebelum tidur.
  3. Menghapus beberapa aplikasi yang membuat kamu kecanduan.
  4. Memberikan batasan waktu untuk menggunakan gawai.
  5. Gawai diganti dengan buku-buku.
  6. Menyimpan gawai di dalam tas saat sedang berpergian/usahakan tidak bermain gawai saat berpergian.
  7. Mengetahui/memahami dampak dari kecanduan bermain gawai.

 

Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua kalangan siswa di Indonesia maupun dunia menggunakan gawai sebagai salah satu kebutuhan primer. Kebiasaan buruk pada siswa dalam kecanduan gawai berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Kecanduan game online dan Tik Tok lebih banyak berdampak negatif bagi motivasi belajar para siswa. Seorang siswa yang sudah kecanduan game online dan Tik Tok akan mempengaruhi motivasi dalam belajarnya dan jika motivasi belajarnya terganggu maka akan mempengaruhi pula prestasi belajarnya. Seseorang yang sudah kecanduan game online dan Tik Tok membutuhkan penanganan dan pembinaan khusus dari orang tua, guru, rekan belajar/sepermainan, dan edukasi positif untuk mengembalikan hak setiap siswa yang harus didapatkan, yakni pendidikan. Dukungan untuk mengubah kebiasaan buruk kecanduan gawai bagi siswa ini, yaitu dari diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Beberapa pemangku kepentingan harus bekerjasama dengan pihak sekolah mengadakan penyuluhan tentang bahaya kecanduan gawai apabila kebiasaan buruk ini tidak di berhentikan maka akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun kemajuan bangsa Indonesia.



BIOGRAFI PENULIS

 

Desti Amaliah Al Hawari, lahir di Tangerang pada 24 Desember 2004. Tinggal di Jalan Miftahul Zannah, Kampung Cileles, Desa Bantar Panjang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Saat ini sedang menempuh pendidikan di MAN 5 Tangerang kelas X MIPA 1. Konsentrasi pada kegiatan belajar, baik di sekolah maupun di rumah saat belajar jarak jauh menjadi suatu tekad dan ikhtiar terbaik untuk menggapai suatu prestasi dan cita-cita. Sebagai motivasi dalam hidup, yaitu Diamku Lebih Berarti dari pada Kata-kata yang Tak Bermakna. Sebuah motto hidup yang membangun suatu attitude demi kelangsungan upaya baik yang sedang diikhtiarkan.

  

Gustian Munaf, lahir di Kebumen, 16 Agustus 1988 tepatnya di Desa Ayamputih, Buluspesantren, Kebumen. Menamatkan pendidikan di SD N 2 Ayamputih tahun 2001, SMP N 4 Kebumen tahun 2004, SMA N 1 Buluspesantren tahun 2007, dan Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) tahun 2011. Pada tahun 2019 melanjutkan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (MPBI). Saat ini, sedang mengabdikan diri di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah Kabupaten  Tangerang sebagai ASN CPNS di MAN 5 Tangerang sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Motto hidup yang sangat melekat sebagai upaya memotivasi diri, yaitu Semangat Belajar, Berbagi, dan Jujur untuk Menuju Sukses.